Hendri Kampai: Bupati Negarawan Mengubah Potensi Daerah untuk Kesejahteraan Warga

    Hendri Kampai: Bupati Negarawan Mengubah Potensi Daerah untuk Kesejahteraan Warga

    PEMERINTAHAN - Di sebuah sudut negeri ini, ada seorang pemimpin yang berbeda dari kebanyakan. Sebut saja dia "Bupati Negarawan." Julukan itu bukan sekadar gelar, tetapi cerminan dari karakter dan tekadnya untuk membawa perubahan besar di wilayah yang ia pimpin. Warga pun mengenalnya sebagai sosok yang sering muncul tanpa jas mahal atau pidato panjang. Ia lebih sering terlihat di tengah pasar, mengobrol dengan petani, atau bahkan duduk bersama nelayan sambil menikmati secangkir kopi hangat.

    Potensi yang Terabaikan
    Wilayah yang ia pimpin sebenarnya menyimpan segudang potensi, tetapi ironisnya, potensi tersebut seperti harta karun yang terkubur. Dari hamparan sawah subur hingga hasil laut yang melimpah, semuanya belum benar-benar tergarap maksimal. Sebelum Bupati Negarawan hadir, banyak warga hanya memandang potensi ini sebagai hal biasa. "Apa sih yang bisa kita lakukan dengan ini?" keluh seorang petani muda.

    Namun, Bupati Negarawan punya cara berpikir berbeda. "Apa yang dianggap biasa oleh kita, bisa menjadi luar biasa jika dikelola dengan cara yang benar, " katanya suatu ketika dalam pertemuan dengan perangkat desa. Perkataannya ini bukan sekadar janji kosong. Ia segera menggandeng ahli agrikultur, ekonom, hingga pengrajin lokal untuk menyusun strategi besar.

    Dari Rumput Liar Jadi Emas Hijau
    Salah satu gebrakan pertamanya adalah mengubah hamparan ilalang di pinggir desa menjadi ladang hortikultura organik. “Kita akan buat daerah ini menjadi pusat produksi mangga terbaik di Indonesia, ” ujarnya penuh semangat. Program yang diberi nama "Kampung Mangga Emas" ini mengundang banyak skeptisisme di awal. “Mangga kan sudah banyak di mana-mana, kenapa harus repot?” tanya seorang warga.

    Namun, Bupati Negarawan tak gentar. Ia mengajak warga memahami pasar global. “Tahukah kalian bahwa mangga organik kita bisa diekspor ke Jepang dan Eropa dengan harga tiga kali lipat dari harga pasar lokal?” Warga yang awalnya ragu mulai menunjukkan minat. Dalam waktu dua tahun, hasilnya berbicara. Desa yang dulu hanya dikenal karena panasnya, kini menjadi sentra ekspor mangga organik, lengkap dengan label “Made in Indonesia.”

    Hasil Laut yang Mendunia
    Selain hortikultura, Bupati Negarawan juga melirik potensi laut. Ia tahu bahwa banyak nelayan masih menggunakan metode tradisional yang kurang efisien. Melalui program "Nelayan Cerdas", ia menyediakan pelatihan teknologi tangkap modern dan akses ke pasar online untuk para nelayan. “Kita bukan cuma menangkap ikan, tapi menjualnya langsung ke pembeli di Jepang atau Dubai lewat platform digital!” ujar sang bupati dengan bangga. Dalam waktu singkat, pendapatan nelayan melonjak hingga tiga kali lipat.

    Ekonomi Rakyat, Bukan Sekadar Statistik
    Apa yang membuat Bupati Negarawan berbeda adalah caranya melihat pembangunan. Bagi dia, pembangunan bukan soal angka-angka dalam laporan resmi. “Jika warga saya makan dengan layak, punya rumah yang baik, dan anak-anak mereka bisa sekolah tanpa khawatir biaya, barulah saya bisa tidur nyenyak, ” ungkapnya dalam sebuah wawancara.

    Ia memperkuat pasar rakyat dengan mendirikan pusat distribusi hasil bumi. Alih-alih tergantung pada tengkulak, kini petani bisa menjual hasil panen langsung ke pembeli dengan harga yang adil. Pasar tradisional yang dulu sepi mulai ramai kembali. “Sekarang, saya bisa menjual cabai langsung ke kota besar tanpa harus khawatir rugi, ” ujar seorang petani dengan senyum lebar.

    Warga Sebagai Mitra, Bukan Objek
    Yang paling menginspirasi dari Bupati Negarawan adalah pendekatannya yang melibatkan warga dalam setiap langkah. Ia percaya, program yang sukses bukan datang dari atas ke bawah, tetapi dari bawah ke atas. Dalam setiap musyawarah desa, ia selalu membuka ruang untuk ide-ide warga. “Kalian yang tahu apa yang terbaik untuk desa kalian. Saya hanya fasilitator, ” katanya merendah.

    Dari Mimpi Jadi Kenyataan
    Kini, wilayah yang dipimpin oleh Bupati Negarawan telah menjadi cerita sukses yang sering dibicarakan di tingkat nasional. Dari desa hingga kota, warga merasakan perubahan nyata. Pendapatan per kapita meningkat, anak-anak desa punya akses ke pendidikan berkualitas, dan yang paling penting, warga kembali percaya bahwa daerah mereka bisa berdiri sejajar dengan wilayah lain.

    “Dulu saya pikir hidup saya akan begini-begini saja. Tapi sekarang, saya percaya kalau kita punya pemimpin yang mau mendengarkan, semuanya mungkin, ” kata seorang ibu rumah tangga yang kini punya usaha kecil berbasis hasil tani lokal.

    Cerita tentang Bupati Negarawan bukan sekadar narasi pembangunan, tetapi kisah tentang harapan, kerja keras, dan keberanian untuk bermimpi besar. Mungkin, inilah yang kita butuhkan—lebih banyak pemimpin yang melihat potensi daerah sebagai jalan menuju kesejahteraan, bukan sekadar angka statistik di atas kertas.

    Jakarta, 26 Desember 2024
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    hendri kampai bupati negarawan
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Kick Off HKSN 2024 Dimulai di Desa Talaga:...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Diduga Jual Air Kotor Ketua DPC Grib Jaya Akan Somasi PDAM Way Agung Tanggamus
    Hendri Kampai: Saat Politisi Terjebak Janji Politik
    MCM Dorong Menkomdigi dan DPR RI Kaji Soal Pembatasan Medsos bagi Anak-anak
    Hendri Kampai: Saat Penjahat dan Penjilat Bersatu dalam Kekuasaan, Hasilnya Pengkhianatan Terhadap Bangsa dan Negara
    Hendri Kampai: Tersangkakan Hasto, Keadilan yang Diuji dan Masa Depan KPK
    Perbedaan Mendasar Penggunaan HP 5G vs 4G saat Bermain Game dan Menonton Video
    Indonesia dan China Perkuat Kerja Sama Digital untuk Pemberdayaan Perempuan melalui MoU KADIN dan IWAPI
    Jurika Fratiwi Dikukuhkan sebagai Ketua Komisi Advokasi Perlindungan Hak Anak dan Perempuan KADIN Indonesia, Luncurkan Program Unggulan
    Perjalanan Sejarah Crédit Agricole: Dari Koperasi Petani ke Kekuatan Perbankan Global
    Permen KOPUKM No. 2 Tahun 2024 Tentang Kebijakan Akuntansi Koperasi Mewajibkan Koperasi di Audit Akuntan Publik
    Perbedaan Mendasar Penggunaan HP 5G vs 4G saat Bermain Game dan Menonton Video
    Indonesia dan China Perkuat Kerja Sama Digital untuk Pemberdayaan Perempuan melalui MoU KADIN dan IWAPI
    Jurika Fratiwi Dikukuhkan sebagai Ketua Komisi Advokasi Perlindungan Hak Anak dan Perempuan KADIN Indonesia, Luncurkan Program Unggulan
    Implementasi Kode QR dalam Laporan Auditor Independen: Langkah Maju Perlindungan Profesi Akuntan Publik Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No.186/PMK.01/2021
    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa Anda Masih Berantakan
    Memanfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Narasi Interaktif dalam Pembelajaran Online
    Dugaan Korupsi Dana CSR BUMN untuk UKW, Wakomindo Laporkan Ketua PWI Pusat ke Kejati Jatim
    Pulau Dewata Bali, Surga Eksotis yang Memukau Dunia
    Perjalanan Sejarah Crédit Agricole: Dari Koperasi Petani ke Kekuatan Perbankan Global
    Polda Metro Jaya Panggil Empat Pengurus PWI Pusat, Ungkap Dugaan Penggelapan Dana oleh Hendri Ch. Bangun dan Sayyid Iskandar

    Ikuti Kami