Hendri Kampai: Indonesia, Surga yang Merindukan Pemimpin yang Mencintai Rakyatnya

    Hendri Kampai: Indonesia, Surga yang Merindukan Pemimpin yang Mencintai Rakyatnya

    PEMERINTAHAN - Indonesia adalah negara yang diberkahi alam semesta dengan segala pesonanya. Dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, setiap jengkal tanah negeri ini bak perhiasan tak ternilai. Tuhan tampaknya telah menumpahkan seluruh kekayaan-Nya ke atas nusantara ini. Namun sayangnya, di balik anugerah melimpah itu, ada satu "barang hilang" yang sangat mahal, pemimpin yang kompeten, berintegritas, dan benar-benar mencintai rakyatnya.

    Bayangkan ini, di bagian barat Indonesia, hamparan tanah subur yang mengundang benih tumbuh dengan sendirinya. Sawah-sawah hijau membentang, palawija bermekaran, kopi terbaik di dunia mengharumkan bumi Sumatera. Tapi apa jadinya jika tanah itu tak dikelola oleh kebijakan yang adil dan berpihak pada petani? Bukannya menjadi "lumbung dunia, " kita malah impor beras dari negara lain. Ironi? Tentu saja.

    Beranjak ke timur Indonesia, tanah-tanah luas nan menggembala. Flores, Sumba, hingga Papua, memiliki padang-padang rumput alami yang cocok untuk peternakan besar-besaran. Namun, alih-alih menjadi pusat daging sapi dan susu nasional, sebagian daerah ini justru minim akses dan fasilitas. Rakyat yang menggantungkan hidup dari peternakan hidup seadanya, sementara harga daging sapi melambung di kota.

    Lalu, laut-laut kita yang maha luas, wilayah kepulauan terbesar di dunia ini, adalah surga bagi hasil laut. Tuna terbaik, mutiara, rumput laut—semua ada di sini. Tapi apa yang kita lihat? Nelayan kecil berjibaku dengan cuaca dan alat tangkap tradisional, sementara kapal-kapal asing mencuri ikan dari perairan kita. Kemana kebijakan yang tegas dan perlindungan yang nyata untuk para pahlawan laut ini?

    Masalahnya bukan sekadar di alam atau rakyatnya. Mereka sudah bekerja keras. Indonesia kekurangan pemimpin yang memimpin dengan hati. Terlalu banyak pemimpin yang lebih sibuk menghitung keuntungan pribadi daripada mengurus rakyatnya. Dari kasus korupsi berjamaah hingga proyek mangkrak, yang dirugikan tetap rakyat kecil. Kaya sumber daya alam, miskin kebijakan yang berpihak pada rakyat. Subur tanahnya, tapi tandus hati para pemimpinnya.

    Jadi, Indonesia yang diberkahi ini hanya akan jadi dongeng keindahan jika tidak dipimpin oleh sosok yang kompeten dan mencintai rakyatnya. Kita tidak kekurangan sumber daya, tidak kekurangan tenaga, tapi kita kekurangan integritas di pucuk-pucuk kepemimpinan. Dan jika itu terus terjadi, sehebat apapun tanah dan laut kita, rakyat akan tetap tercekik dalam kemiskinan.

    Mimpi besar Indonesia itu ada, dan bisa tercapai. Tapi mimpi itu butuh pemimpin yang mau bekerja lebih banyak daripada berbicara, yang melayani lebih dulu sebelum meminta dilayani. Maukah kita memulainya? Atau kita hanya akan terus menggerutu tanpa akhir?

    Jakarta, 14 Desember 2024
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    hendri kampai indonesia nusantara
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Besar Harapan Rakyat Indonesia...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Diduga Jual Air Kotor Ketua DPC Grib Jaya Akan Somasi PDAM Way Agung Tanggamus
    Hendri Kampai: Saat Politisi Terjebak Janji Politik
    MCM Dorong Menkomdigi dan DPR RI Kaji Soal Pembatasan Medsos bagi Anak-anak
    Hendri Kampai: Saat Penjahat dan Penjilat Bersatu dalam Kekuasaan, Hasilnya Pengkhianatan Terhadap Bangsa dan Negara
    Hendri Kampai: Tersangkakan Hasto, Keadilan yang Diuji dan Masa Depan KPK
    Perbedaan Mendasar Penggunaan HP 5G vs 4G saat Bermain Game dan Menonton Video
    Indonesia dan China Perkuat Kerja Sama Digital untuk Pemberdayaan Perempuan melalui MoU KADIN dan IWAPI
    Jurika Fratiwi Dikukuhkan sebagai Ketua Komisi Advokasi Perlindungan Hak Anak dan Perempuan KADIN Indonesia, Luncurkan Program Unggulan
    Hendri Kampai: Pendidikan Gratis, Hak Seluruh Rakyat Indonesia yang Harus Diperjuangkan
    Permen KOPUKM No. 2 Tahun 2024 Tentang Kebijakan Akuntansi Koperasi Mewajibkan Koperasi di Audit Akuntan Publik
    Perbedaan Mendasar Penggunaan HP 5G vs 4G saat Bermain Game dan Menonton Video
    Indonesia dan China Perkuat Kerja Sama Digital untuk Pemberdayaan Perempuan melalui MoU KADIN dan IWAPI
    Jurika Fratiwi Dikukuhkan sebagai Ketua Komisi Advokasi Perlindungan Hak Anak dan Perempuan KADIN Indonesia, Luncurkan Program Unggulan
    Implementasi Kode QR dalam Laporan Auditor Independen: Langkah Maju Perlindungan Profesi Akuntan Publik Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No.186/PMK.01/2021
    Polda Metro Jaya Panggil Empat Pengurus PWI Pusat, Ungkap Dugaan Penggelapan Dana oleh Hendri Ch. Bangun dan Sayyid Iskandar
    Memanfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Narasi Interaktif dalam Pembelajaran Online
    Dugaan Korupsi Dana CSR BUMN untuk UKW, Wakomindo Laporkan Ketua PWI Pusat ke Kejati Jatim
    Pulau Dewata Bali, Surga Eksotis yang Memukau Dunia
    Perjalanan Sejarah Crédit Agricole: Dari Koperasi Petani ke Kekuatan Perbankan Global
    Polda Metro Jaya Panggil Empat Pengurus PWI Pusat, Ungkap Dugaan Penggelapan Dana oleh Hendri Ch. Bangun dan Sayyid Iskandar

    Ikuti Kami